Mengenang Mainan dan Sahabat Kecil

Berbicara tentang mainan, pasti sahabat blogger sudah tidak asing lagi. Apalagi belakangan ini banyak sekali para blogger-blogger dunia yang mendadak membahas tentang mainan, ntah itu mainan jaman dulu, mainan jaman sekarang dan masih banyak lagi. Ide kreatif yang diusung oleh Uda Vizon dalam kontes yang sedang diadakannya memang luar biasa hebat, karena secara tanpa sadar para blogger yang sudah sepuh (ehm, tidak termasuk saya) pasti akan kembali mengenang mainan masa kecil mereka (kali ini termasuk saya). Mainan yang membuat kita mengingat lagi masa-masa indah kita sewaktu kecil, sahabat-sahabat kecil kita, juga tentunya mainan-mainan yang sekarang sudah jarang lagi terlihat oleh mata.

Saya dulu tinggal di lingkungan yang berbeda dari suku saya, tetangga-tetangga saya mayoritas orang Ogan (salah satu suku di Sumatera Selatan, pusatnya di Kab. Ogan Komering Ulu Induk). Dan perbedaan dari segi bahasa dan budaya, sudah membuat saya pintar menghargai semua hal yang berbau “perbedaan” sejak kecil. Orang Ogan itu kurang lebih sama dengan orang Komering (Suku di Kab. Ogan Komering Ulu Timur), mereka cukup keras. Baik dalam hal bahasa, budaya, sikap, sifat dll. Tapi itu bukan penghalang untuk bisa bersahabat dengan mereka, bukankah Indonesia terkenal karena keragaman budaya yang luar biasa indah?? Begitu juga dengan saya, saya pun belajar untuk bisa lebih bertoleransi dan saling menghormati karena perbedaan itu.

Sahabat-sahabat saya itu sering mengajak saya kabur ketika mereka sedang ribut dengan keluarga mereka, yaa mereka itu hobby sekali ribut bahkan di dalam keluarga sendiri. Biasanya kami kabur ke daerah belakang rumah kami, menuntaskan hajat bermain kami sebagai anak-anak. Jangan pernah membayangkan saya dengan mainan boneka, ataupun masak-masakan, karena itu jarang sekali saya lakukan. Berhubungan sahabat-sahabat saya mayoritas laki-laki, maka permainan yang saya mainkan pun mayoritas permainan anak laki-laki juga. Mainan yang sering kami mainkan adalah bermain gambar-gambaran, kelereng (ekar), patok lele, bola kaki, tennis, bulu tangkis, sumput-sumputan, egrang, panjat pohon, layangan, main sepeda, tembak-tembakan, kapal-kapalan, cap-capan, cak ingking, maen karet (termasuk yeye), manjat pohon, mandi hujan, dan ada satu lagi yang saya ingat tapi saya lupa namanya, itu lho yang mainan dari bambu kecil mirip teropong trus diisi kertas basah dan kemudian kita sodok pake bambu kecil juga, mirip kayak tembakan gitu. Hahahaha, kepala saya sampe nyut-nyut mengingat nama permainan itu. Mungkin ada sobat blogger yang tahu nama permainan itu, bagi yang tahu tolong beritahu saya ya.

Patok Lele versi 1 (setitikharapan.wordpress.com)

Patok Lele Versi 2 (kaskus.us)

permainan cak ingking (aisyahinsani.wordpress.com)

Permainan yang saya mainkan dulu mungkin sama dengan permainan yang sering sahabat mainkan meskipun mungkin namanya saja yang berbeda, karena dulu kita belum mengenal mainan-mainan anak seperti saat ini. Bahkan dulu, kita lebih suka untuk bermain dengan sahabat-sahabat kita daripada harus duduk manis di depan TV untuk bermain PS sendirian. Masa-masa yang indah yaa?? Karena kita dulu bisa bebas belajar tentang kehidupan melalui media bermain. Hal yang sederhana, tapi dengan bermain bisa memberikan dampak positif luar biasa untuk kita. Meskipun dulu orang tua kita sering menjerit memanggil nama kita kalau sudah waktunya makan siang ataupun mandi sore, tapi orang tua kita tetap membiarkan kita bermain karena mereka tahu bahwa bermain adalah satu proses yang memang harus kita jalani sebagai anak-anak. Dan kita selalu saja lupa waktu kalau sudah bermain, hehe. 😀

Dengan bermain, saya belajar untuk akrab dengan namanya perbedaan (seperti yang saya ceritakan diatas), saya belajar bersosialisai, belajar untuk bekerja sama, belajar untuk tahu mana perbuatan yang baik dan juga salah, belajar untuk berkreasi, belajar untuk berani, belajar untuk bisa meng-handle diri saya sendiri, belajar supaya lebih kreatif, dan tentunya dengan bermain saya pun mempunyai banyak kenangan indah luar biasa. Dan kadang, saya sendiri pun sering merindukan masa-masa itu, dimana saya bebas bermain dengan sahabat-sahabat saya.

Dan melalui tulisan ini, saya pun ingin mengungkapkan kerinduan saya dengan sahabat-sahabat kecil saya. Iyek, sahabat kecil saya yang sudah lama pindah rumah, semoga kita bisa bertemu lagi. Idi, dia adalah sahabat yang pertama kali mengajari saya main gitar, semoga kita bisa nyanyi bareng lagi. Nanang, kami dulu sering main top-topan, semoga kita bisa ngobrol lagi. Riki, dia adalah sahabat saya yang selalu antusias kalau sedang bermain gambaran. Udin (bukan Udin sedunia lho yaa), saya selalu merasa seperti seorang gembala sapi kalau sedang bersama dia. Ahh, memory saya terbatas. Sebenarnya ada banyak, tapi mereka yang saya sebutkan diatas adalah sahabat-sahabat saya yang juga tetangga-tetangga saya, sehingga saya lebih banyak menghabiskan waktu bersama mereka. FYI, yang saya sebutkan diatas adalah nama panggilan mereka bukan nama sebenarnya. Untuk kalian tetangga-tetangga kecilku, aku merindukan masa kecil kita. Semoga kalian selalu sehat-sehat saja disana, dan sungguh bersahabat dengan kalian semua membuat hidup saya berwarna warni *izin yaa pakde*. 😉

Oiya, ada satu ritual yang selalu kami lakukan sebelum kami memulai permainan kami. Jika kami sudah menentukan mainan apa yang akan kami mainkan, maka kami pasti akan mengundi siapa yang maju pertama kali hingga yang terakhir kali. Dimulai dari hom-pim-pa dan kemudian jika tinggal 2 orang maka akan dilakukan suit untuk dicari siapa yang mendapatkan urutan terakhir. Kalo suit sobat blogger pasti tahu semua dong, itu lho yang pake jempol, telunjuk dan jari manis. Nah, berhubung sekarang yang ikut mainan Surau Inyiak banget banget, maka alangkah baiknya kita hom-pim-pa dulu. Urutan pertama dialah pemenangnya. Siap yaaaaa, “Hom-pim-pa a-lai-um gam-breng”.

“Artikel ini diikutsertakan pada Mainan Bocah Contest di Surau Inyiak”

NB : bagi sobat blogger yang penasaran dengan nama mainan saya dulu, silahkan saja ditanya di kolom komentar karena saya nggak mungkin menjelaskan permainan diatas satu per satu. 😉

*91’91*

117 thoughts on “Mengenang Mainan dan Sahabat Kecil

    • Patok lele itu mainan yang pake 2 buah kayu, 1 panjang 1 pendek..nah yg pendek itu di kubur setengah,trus kemudian di pukul 2x pake kayu yang panjang..nah kayu pendek terjauh itulah pemenangnya.. 🙂

      • kalo di tempat saya itu namanya bentik dhe. Permainan seru yang biasa saya mainkan waktu kecil. Wah sekarang saya jadi tahu nama lain dari permainan itu (patok lele).

        Mari lestarikan permainan jaman dahulu biar tidak punah.

      • wah udah ada yang ngasih tahu namanya.
        Kalo di tempatnya, permainan pake bambu yang di isi kertas basah tersebut biasa dinamakan pring sodokan. Permainan yang seru buat tembak-tembakan sama teman. Hanya saja jangan diarahkan ke mata, karena walaupun pelurunya hanya memakai kertas tetap berbahaya jika kena bagian mata.
        Kapan maen tembak-tembakan bareng dhe?

      • oiya, kadang dulu temen2 dhe juga ada yang bilang nama tu permainan sodokan.. thx sharing nya mas 🙂

        maen tembakan bareng?? ntar lah mas Jier maen tembak2an sama sang isri aja.. hehe

      • waaaaaaaaaahhh, muach muach.. tenkyu sob, akhirnya teringat lagi dengan mainan itu.. #JogetBahagia 😀

        hahahahaha….dapat kiss kiss kiss 😀

  1. Ikut kontes sambil buka forum tanya jawab ni ceritanya!
    Saya tidak akan nanya mainannya, saya cuma mau nanya..Hadiah kontesnya apa?
    Komentar kentut kan?
    Hehehe..
    Oya, boleh request postingan gag?
    Saya pengen mba’ Dhe berbagi gimana caranya agar ketika menulis itu otak kita lancar dan tulisannya menarik?
    Terimakasih dan maaf kalau komentarnya kentut…

      • aku juga request dhe, tolong buat review postingan tentang acara tea walk yang diadakan di Bandung ya. Request tak tunggu jawabannya dalam tempo yang sesingkat-singkatnya. hahahaha

  2. yah, sya bsa bernostalgia lagi ma maenan sya 🙂
    sru siih, ktika kita main dgn mainan kita, skrang dah gde serasa mainan itu kyk ngak guna yah? kdng2 saya rasakan klo kita jdi mainan menyakitkan jga 😦

    klo smpat berkunjung balik yah sobat!

  3. wah, kata-kata dalam hompimpanya kayaknya dimana-mana sama ya. Di Jogja juga gitu tuh 🙂

    Bener, jadi kangen masa kecil, dimana bisa bermain dengan bebas di luar, hehe. Pas SD dulu kalau sekolah pas lagi istirahat pasti main di lapangan sekolah deh sama teman-teman 😀

  4. Mainan saat anak-anak dulu adalah engklek, umbul gambar wayang, gobak sodor, petak umpet, jirak, main dakon dan nebang tebu di sawah yang hendak di panen. Denok menulis mainan anak-anak, ingatan saya kembali ke masa kanan-kanak lagi. Salam….

  5. Mainan seperti itu bila dimainkan pada zaman sekarang masih pantas kali ya ? karena sambil mengingat masa kecil dulu. Buktinya pada saat merayakan hari HUT Kemerdekaan masih banyak perlombaan untuk Bp/Ibu yang selalu mengingatkan pada masa kecilnya.

    Semoga dengan upaya ini mainan yang bersifat tradisional dapat bertahan dan dilestarikan.

    Sukses untuk lomba kontestnya ya !
    Salam
    Ejawantah’s Blog

  6. Mainan dan permainan yang saya mainkan dulu di masa kecil sekarang sudah tak terlihat lagi. kalau mainan dalam bentuk benda tentu sudah rusak, tidak awet. Namun untuk permainan, karena lahan yang ada sangat terbatas maka anak2 jaman sekarang sudah tak bisa memainkannya apalagi sudah banyak bentuk permainan modern yang lebih canggih

    • sebenarnya bisa kok mas dengan lahan yang tidak telalu besar, toh permainan kita dulu banyak yang tidak memakan lahan.. hanya saja mereka tidak mengenal permaianan2 tersebut, makanya jarang dimainkan..

  7. Aduh lupa aku nama mainan yang terbuat dari bambu terus peluru dari kertas basah. Yang pasti dulu diriku sempet main itu. 😀
    #teringatMasaMasanyaMasihImut :’)

  8. Hahahah,, iya benr dhe, semua permainan dimulai dengan hompimpa.. waduh kangen banget deh denger hompimpa itu dari mulut anak2 kecil. rasanya udah jarang banget gitu >.<

  9. Wah… tampilan baru nih mbak dhe blognya,, hehee.. jadi suegeerrrr.. itu ada permainan yang mirip sama ditempat saya,namanya SONDAH… emh.. bukan sun dah yah.. hahahhaa… *kidding

  10. wah, aku gak tau 1 pun mainan yg disebutkan.. sejak kecil sampai sekarang aku gak doyan main. sukanya baca buku, hehehe… jadi jangankan mainan tradisional. ps dan sega aja aku gak kenal :p

  11. oh, iya, aku udah beberapa blog dalam blog walking hari ini menemukan kawan kawan blogger membahas permainan, ada tema apaan dibalik tema mainan ini. terimakasih 🙂

  12. kalo tempat saya, tembak2an bambu itu namanya letak letos, hahaha, aneh ya?
    karena bunyinya toos ketika ditembakkan..
    N pelurunya pun kami bukan kertas basah, tapi dari kembang2 jambu..

  13. Rupanya …
    Permainan Patil lele … dan cak ingkling itu ada dimana-mana ya …

    Kalau ditempat saya namanya … Tok Kadal … (ada yang menyebut gatrik, bentik dan sebagainya … tapi intinya kurang lebih sama.)(demikian juga ingkling itu … Di tempat saya namanya Taplak Gunung …)(ehehe

    Salam Saya Dhe
    apa kabar …
    maaf lama Om nggak main-main kesini

  14. eh waktu ke palembang dulu saya sempat lewat kabupaten OKI, ogan komering ilir ya? 😀
    wah jadi kangen mainan masa kecil deh,dulu saya mainnya biasa sama cowok (tetangga yg seumuran cowok semua) 😆

  15. Pingback: Kenangan Indah SD dan MTs | Perjalanan Panjang

  16. Wah jadi rindu dengan masa-masa waktu kecil dulu. Dimana dulu sering sekali main yeye, petak umpet malam-malam, gobak sodor, egrang, hompipa, dll mulai dari di Palembang, Tomohon, Manado sampai di Magelang 😀 Mainannya sama saja,, Btw salam kenal ya Dhe 😀

Leave a reply to oliviagoodness Cancel reply