Nasib Lagu Nasional & Lagu Daerah

Sore itu ketika lomba menyanyi untuk anak-anak dimulai.

“Ayo adek-adek, siapa yang berani maju menyanyikan lagu Bagimu Negeri,” suara MC agustusan di kampung melayu terdengar sangat nyaring.

Hari itu adalah hari terakhir lomba agustusan, yang sengaja di meriahkan sebelum bulan Agustus, karena tahun ini bulan Agustus bertepatan dengan bulan Ramadhan jadi lomba2 agustusan di pindahkan menjadi lebih awal.

“Loh, kok tidak ada yang berani maju. Baiklah kalo begitu kakak saja yang nunjuk yaa,” MC tersebut langsung menghampiri salah satu anak kecil yang berada tak jauh dari panggung.

“Namanya siapa sayang??” tanya MC tersebut dengan lembut.

“Naya,” jawab gadis kecil tersebut.

“Naya kelas berapa??”

“Kelas 4”

“Kalau begitu Naya pasti hapal dong dengan lagu Bagimu Negeri??”

Gadis kecil itupun langsung menggelengkan kepalanya. Sang MC tak kalah akal dia terus membujuk agar Naya bias menyanyikan lagu Bagimu Negeri.

“Naya pasti hapal kok, ayo sedikit saja. Kalo Naya berani nyanyi, nanti kakak kasih buku,”

Dengan pelan, akhirnya Naya menyanyikan lagu tersebut.

“Padamu negeri, kami berjanji. Padamu negeri, kami mengabdi. Padamu negeri, kami mengabdi. Bagimu negeri jiwa raga kami,”

“Yee, berikan tepuk tangan untuk Naya. Meskipun salah sedikit, tidak apa-apa. Ini bukunya sayang,” ujar sang MC sambil memberikan 2 buah buku kepada Naya.

“Lagu kedua, siapa yang hapal lagu ampar-ampar pisang, lagu daerah dari provinsi Kalimantan Selatan??”

Tak ada reaksi dari anak-anak, semuanya diam. Akhirnya si MC mengalah.

“Baiklah lagu selanjutnya, siap-siap ya adik-adik. Siapa yang hapal lagu bang toyib ayo tunjuk tangan,”

“Saya, saya, saya” suara anak-anak kecil pun terdengar riuh.

“Waah, sepertinya kalian hapal semua ya. Adek yang pake baju biru disana, silahkan naik,”

Hmm, begitulah potret anak-anak kecil saat ini. Bukan hanya mainan, lagu-lagu yang seharusnya dinyanyikan oleh anak-anak kecil pun tergantikan oleh lagunya orang dewasa. Lagu-lagu nasional pun sudah banyak yang pudar saat ini, padahal melalui lagu-lagu tersebutlah kita belajar untuk mengenalkan Indonesia dengan anak-anak. Bahkan mungkin kalau tidak ada lagi ritual upacara bendera setiap hari senin di sekolah, mungkin anak-anak sekarang tak tahu bagaimana lagu kebangsaan Indonesia, Indonesia Raya.

Bukan hanya lagu nasional, lagu daerah pun mungkin saat ini sudah sama sekali tak tersentuh oleh anak-anak. Suwe Ora Jamu, Gending Sriwijaya, Ampar-ampar Pisang, Gundul Pacul, Injit-injit Semut, adalah beberapa contoh dari lagu daerah kepunyaan Indonesia. Sayang sekali kalau lagu-lagu tersebut harus hilang begitu saja tanpa ada yang melestarikan.

“Semoga saja para musisi, guru-guru,  dan pemerintah masih terus mempertahankan lagu-lagu nasional dan juga lagu-lagu daerah yang dimiliki oleh Indonesia. Karena lagu-lagu tersebut adalah kebudayaan yang harus terus dijaga dan dilestarikan.” Kata salah seorang pemuda sambil berlalu meninggalkan panggung acara tersebut.

Artikel ini diikutsertakan pada Kontes Unggulan Cermin Blogger Bakti Pertiwi yang diselenggarakan oleh Trio Nia, Lidya, Abdul Cholik.

Sponsored By :

*91’91*

81 thoughts on “Nasib Lagu Nasional & Lagu Daerah

    • Kalo pejwan di gugel itu biasanya SEO mas, kalo ini sih mungkin isi dari postingan kita yang diniliai oleh juri.. btw, saya cewek lho jadi jangan panggil mas yaa.. 🙂

  1. Jangankan anak2, orang dewasa bae idak banyak yg ngerti lagu daerah, ado beberapa artikelku menampilkan lagu daerah di kategori musik, ya maksudnya memang untuk menampilkan lagi. Dr Plembang ado pempek lenjer.

  2. Nice Dhe…aku mah sambil kerja di kantor suka dengrin lagu2 Jawa yang dibesut musik Bossanova, mirip ama Jazz gitu…ada gethuk, bengawan solo dll meski bossku yang bule suka nanya, apaan sih itu? niru gaya dia ” I don’t care’ hahhahaa

  3. kalau begini, siapa yang mau disalahkan hayoo?

    anak2 ga tau ya karena ga ada yang ngajarin.. 😀

    smoga makin banyak yg cinta sama lagu2 nasional & lagu2 daerah deh,,

    sukses buat ngontesnya

  4. lagu2 daerah dan nasional seharusnya banyak disosialiasikan dan lebih banyak ditayangkan, ketimbang lagu2 putus cinta yg “lemes2” itu… he… he… 😀

    salam kenal, selamat bertanding di CBBP, semoga berhasil dan sukses

  5. harusnya lagu daerah di aransemen ulang oleh band-band seperti coklat yg mengaransemen lagu-lagu kebangsaan seperti indonesia raya, padamu negri,dlll…..

  6. lagu2 kaya “Helli,, kemari.. Ayo lari-lari,,” udah ilang entah kemana.
    kalah saing sama lagu2 D’Massiv, dan grup band lainnya 😦
    seharusnya kontes spt idola cilik yg dnyanyikan bner2 lagu anak2 ck3

  7. kalo lagunya cinta satu malamnya melinda kira-kira anak-anak pada hapal nggak ya?.. yaa bukan salah anak-anak juga karena apa yang mereka sering dengar dan lihat adalah apa yang mereka hapal

    semoga sukses kontesnya yaa

  8. Huff,, saya termasuk emak2 yang mengurut dada,
    di rumah kita udah proteksi mereka, tetapi lingkungan, dan langsung nyantol di kepala,
    kalau di tempat saya lagi heboh oleh anak-anak, “ga tahan-ga tahan, sama playboy”, saya aja emak2 taunya dari ocehan mereka itu lagu 😦

    • kalo mo bikin lagu daerah baru kayaknya tu berat banget mbah, tapi seru juga kali yaa kalo banyak daerah2 yang mendadak bikin lagu daerah baru.. 😀

  9. Jadi ingat pas SD, SMP SMA sesekali jadi dirijen… tapi kalo ikut anggota paduan suara banyak berlatih lagu daerah lho untuk festival. kalo anak2 sekarang sih emang udah terkontaminasi lagu dewasa sih…

  10. wah mantap mbak..bagus banget idenya…itulah mbak 🙂 miris kan anak anak lebih hapal lagu nidji, ungu dll daripada lagu lagu nasional..hmm….harus dimulai dirumah juga nieh ngajarin kinan lagu lagu nasional :)…mumpung lagi demen nyanyi nyanyi..:)
    semoga sukses yah mbak…aku dah jawab komen bak di blogku tentang mak ijah dan warno…emang bener mbak bener banget komen mbak…maaf aku copas disini yah…

    Koment saya : bener bun…banyak sekarang yang akhirnya malah “de-moralisasi” banyak lho kasusnya….didaearah desa yang jauh dari kota pun sekarang akses macem macem kan banyak..mereka lebih milih gaya kayak sinetron di tv tv itu…jadi kalo nggak dapat barang yang diinginkan marah sama emak bapaknya..mogok nggak mau sekolah..walah walah…bener bener…ini kenyataan.. inilah salahsatu kenapa saya tulis kisah ini biar paling tidak sharing saya ini bisa bermanfaat, dan reminder saya

    • semangat mbak, mengenalkan tentang budaya Indonesia sejak dini ke Kinan.. dhe juga lagi ngajarin ponakan2 dhe nyanyi lagu nasional, susah tapi harus tetep berusaha..

      untuk komen selanjutnya, dhe segera meluncur ke tekape mbak..

  11. mungkin guru ade saya dari kampung yang sama dengan agan, dan punya pemikiran yang sama denga agan, soalnya kemarin disuruh cari beberapa lagu nasional dan lagu daerah 🙂 maju terus indonesia

  12. Saya mencoba menuliskannya di Blog …(ada di halaman “My Play”)
    Ini juga didasari atas keprihatinan yang sama

    daripada tidak bisa berbuat … lebih baik saya lakukan saja hal kecil …

    Salam saya

    (Dan selamat yaaa … tulisan ini menang Lomba blogger bakti pertiwi)

    • ternyata kita punya keprihatinan yang sama om.. dhe juga sedang mencoba untuk melakukan sesuatu dengan lagu2 kita om, ngajarin keponakan2 dhe yang kecil untuk tau lagu2 tersebut..

  13. Pingback: Ketika Kontes Bertebaran di Blogsphere | Perjalanan Panjang

  14. Pingback: Hasil Ngontes | Perjalanan Panjang

Leave a reply to djangan pakies Cancel reply