#98. Tiga Jurus Menjadi Orang Sakti

Terimakasih sebelumnya untuk SAHABAT saya yang BAIK hatinya, Dhenok Habibie (Dhe, sapaan akrabnya) yang telah memberikan kesempatan bagi saya untuk berbagi menjadi penulis tamu di gamazoe(dot)wordpress(dot)com.

Hmm,, saya ingin berbagi 3 Jurus Menjadi Orang SAKTI (yang masih saya pelajari juga) untuk menjadi lebih SAKTI. Ini bukanlah tentang mantra atau pun ajian, karena saya (bukan) ahli metafisika, ini juga bukan motivasi karena saya (bukan) motivator, Jurus ini, menjadi handal di tangan Pemuda/I Indonesia, amiiin.

Well, mengapa saya katakan 3 Jurus SAKTI? Jurus ini bukan menyoal tentang mistis dan gaib, namun bagaimana menjadi pribadi yang siap bersaing dengan bangsa lain, menjadikan sang diri semakin matang, dan handal. Ya, langsung saja simak dan pahami jurusnya.

1. Jurus MEMBACA, silahkan adakan survey untuk membuktikan berapa besar persentase minat membaca di negara kita ini, masih sangat minim. Saya pernah mendengar, bahwa rata-rata Indonesia dalam satu hari hanya mampu membaca ¼ halaman, sedangkan Singapore mampu membaca ¼ buku dalam sehari, bayangkan perbandingannya?! Kesimpulannya simple, karena membaca akan menambah khasanah wawasan kita,

2. Jurus MENULIS, sederhana saja, karena masih terkait dengan membaca maka menulis menjadi salah satu cara agar apa yang kita dapat dari membaca semakin melekat dalam pikiran kita, tidak perlu dibahas lebih dalam karena blogger pastinya sudah melakukan ini, hehehe…

3. Jurus BERBICARA, ini juga menjadi jurus terpenting. Penting sekali memiliki keahlian berbicara, berbicara dengan dasar/fakta tentunya, bukan berbicara untuk ngegosip, ha.. ha.. Karena sehebat apa pun karya tulis Anda namun ketika tak mampu mempresentasikannya dengan baik, bisa jadi akan “mengurangi” point. Berbicara di sini juga dalam konteks mengemukakan pendapat, agar tak dijajah oleh pemikiran-pemikiran yang tak sesuai dengan keyakinan diri.

Berminat untuk menerapkan dalam keseharian Sobat? Selamat menjadi Orang SAKTI.

Terima Kasih

Gandi R. Fauzi

81 thoughts on “#98. Tiga Jurus Menjadi Orang Sakti

  1. mantap jurusnya Dhe..

    nah kalau jurus supaya mau membaca, mau menulis dan mau berbicara bagaimana atau apa jurusnya..?

    soalnya anak di rumah paling ogah membaca dan menulis = ogah belajar…

    • Sang anak perlu diajarkan, Sobat.
      Terlebih jika usianya masih dibawah 10 tahun, pada usia tersebut Critical Zone masih lemah sehingga peluangnya untuk diajari sangat terbuka luas, 😀

      Tapi anak-anak butuh MODEL yang bisa mereka contoh secara Auditory (pendengaran), Visual (pengelihatan), Kinestetis (Sentuhan/Rasa), simplenya, mustahil mengajari anak untuk membaca jika orang tuanya sendiri ‘malas’ membaca, hehehe…

      Sekian sobat, mohon maaf atas kekurangannya, 🙂

      • makasi Dhe / gan Gandi, pencerahanya.

        tapi bukan membela diri dari dulu saya suka membaca malah istri sendiri sampai bertanya “apa gak bosen baca terus ?”. kalo menulis dulu suka tapi jarang baru sekarang agak rajin hehe.. mendengar suka juga malah tak jarang dari mendengar sering berbeda pendapat..

        bertanya sama anak ”mau pinter gak, kalau mau pinter belajar caranya membaca, mendengarkan dan menyimak”..entah sudah berapa puluh kali kata kata itu saya ulang gan.. hasilnya nyaris nol besar hehehe..

    • Betul sekali @zilko, atas tambahannya, 🙂

      Jurus mendengar sudah termasuk bagian dari jurus berbicara, karena mustahil kita mampu berbicara dengan baik tanpa dibarengi kemampuan untuk mendengar, 🙂

  2. Dari 3 jurus diatas saya harus mencoba lebih giat lagi.. membaca dan menulis saya malas sekali, berbicara pun banyak gak mutunya, kebanyakan guyon sih jarang bicara serius..

    • @Lidya, (Idealnya) begitu mbak, saya pribadi setelah membaca ‘selalu’ saya tuliskan kembali untuk mengasah otak, 🙂

    • @Belo : Susah bukan berarti tidak bisa, kaga’ pinter bukan berarti bodoh kan?? 😀

      Selamat berlatih… _/|\_

  3. Boleh kasih tambahan?
    Menurut saya perlu ditambah “jurus merenung”, sesuatu yang perlu dilakukan di saat-saat sunyi, di pojok kamar yang remang-remang, dan jauh dari kesunyian. Jurus juga perlu latihan juga. Jika sudah mahir, jurus ini menjamin agar kesalahan masa lalu bisa terdeteksi dan bisa tak terulang di masa depan.
    🙂

    • Mas Hilal, tambahan yang baik, terima kasih…

      Merenung bukanlah JURUS, tetapi bagian dari perilaku, yang wajib dilakukan… Ibarat pendekar, wajib memiliki disiplin, dsb.

      Terima kasih sudah mengingatkan, Salam.. 🙂

    • Tetapi tetap bisa dilatih kan? Seiring pehaman akan pentingnya menulis, maka pasti tergerak untuk menulis, apalagi Royaltinya BESAR< hahaha….

    • Setujuu, “membaca” apa saja, tak selalu tulisan tapi juga keadaan, 😀

      Rumit atau Tidak tergantung mindset, 🙂

  4. Jiah… Sakti… kalau saya ngikutin jurus ini, mungkin saya malah jadi sakit dulu… <— gak cocok buat orang malas… 😆

  5. di Indonesia orang gemar membaca adalah makhluk langka, dan yang gemar menulis adalah makhluk yang jauh lebih langka, hehehe

  6. wah jadi malu nih masih harus bnyk belajar 3 jurus sakti itu. tapi perihal minat baca orang Indonesia yang 1/4 halaman itu, kayaknya gak berlaku untuk novel. kalau baca novel yang diminati mah bisa lebih 1/4 halaman tuh sehari nya 😀

  7. Kalau kita para blogger yang sudah sering membaca, menulis dan berbicara pasti sekarang sudah sakti mandraguna dong 😆
    Tapi kurang mas, saya tambahin satu untuk menjadi bijaksana, jurus mendengar. Karena dengan banyak mendengar tentunya kita akan menjadi lebih peka pada keadaan sekitar. 😉

    Salam hangat serta jabat erat selalu dari Tabanan

    • Hahahaha, betul betul.. Kalo uda kuasai 3 jurus, tinggal tentukan arah saja, 🙂

      Hmm,, terimakasih tambahannya. Jurus mendengar sepaket dengan Jurus Berbicara, karena mustahil bisa bicara dengan baik tanpa menjadi pendengar yang baik bukan?? 😀

      Sukses selalu;;; amin

Leave a reply to dihas Cancel reply