
Sumber gambar disini.
Ya, itu adalah pertanyaan yang terlontar begitu saja dari salah satu petugas kesehatan ketika saya hendak membuat SIM beberapa hari yang lalu. Melontarkan pertanyaan tanpa melihat ke arah saya, dan dengan santainya langsung memberikan pilihan ke saya.
“Dhenok Habibie, ya??”
“iya.”
“Golongan darah??”
“AB.”
“Sudah bekerja??”
“Sudah.”
“Honor atau PNS??”
“…………….”
Sedikit cuplikan kekakuan percakapan yang terjadi antara saya dengan si mbak kesehatan itu. Serius, beneran kaku seperti itu lho. Dan si mbak itu, melontarkan pertanyaan-pertanyaan tersebut tanpa melihat ke arah saya. Sopan bukan?? Dan masalah pekerjaan, emangnya cuma Honor atau PNS saja jenis pekerjaan yang ada di daerah saya?? Trus kalo bukan Honor atau PNS, itu tidak termasuk pekerjaan?? Ah, meluyekan sekali si mbak itu. Oke, lupakan masalah kesopanan diatas, kita kembali ke topik.
Di daerah saya, ntah kenapa masyarakat disini masih banyak yang lebih suka bekerja sebagai Honorer/TKS di instansi-instansi pemerintah di daerah saya. Tak sedikit dari mereka yang rela mengeluarkan uang puluhan juta demi status sebagai honorer atau yang lebih pasnya itu disebut sebagai TKS (Tenaga Kerja Sukarela). Itu baru honor lho, bukan langsung menjadi PNS, dan mereka sudah berani mengeluarkan uang sebanyak itu yang seharusnya bisa menjadi modal yang cukup kalau saja mereka mau mencoba untuk menjadi pengusaha.
Salah satu sahabat saya, seorang AO di salah satu bank swasta, sempat menyatakan keheranannya dengan rekan-rekan kami. Mereka banyak yang menolak ketika ditawarkan olehnya pekerjaan yang lebih menjanjikan, dan tetap lebih memilih sebagai TKS. Sekedar info, didaerah saya gaji TKS itu hanya Rp 300.000,- / bulan, dan itu dibayarkan paling cepat 3 bulan sekali. Miris?? Memang. Menurut saya, mereka bertahan bekerja disana karena menurut mereka dengan menjadi TKS adalah jalan supaya mempermudah mereka untuk berubah status menjadi PNS. Padahal sebenarnya, untuk bisa menjadi PNS itu ada banyak rangkaian test yang harus dijalani, dan tentu saja ada ‘permaianan uang’ yang sudah menjadi rahasia umum. Jadi, TKS atau bukan, mereka bisa menjadi PNS. Trus kenapa mereka masih mau menjadi TKS?? Daripada menganggur mungkin?? Ah, ntahlah.
Mungkin tidak hanya di daerah saya saja, didaerah sahabat pun banyak yang sama seperti didaerah saya. Atau bahkan banyak dari sahabat yang mempunyai pertanyaan yang sama seperti saya. Dan lewat tulisan ini,Β saya hanya ingin menyampaikan keheranan, ketakjuban, dan kebingungan saya. Sama sekali tidak ada maksud untuk mencari keributan lewat tulisan saya, jadi jangan sampe ada yang jadi provokator ya. Terlebih, syukur-syukur ada sahabat #gamazoe yang mau membantu memberikan jawaban ke saya, kenapa mereka masih mau menjadi TKS??
Salam damai, dari pemudi yang tidak berstatus sebagai Honor apalagi PNS. π
*91’91*
mungkin yang dicari dari PNS yaitu uang pensiunnya bisa untuk hari tua. dan satu hal lagi isa bebas dari PHK..
tapi gak tau sih saya sendiri dari dulu blm pernah test sbg PNS
emang PNS gk bisa di PHK ya kang?? kalo ini, dhe beneran baru tahu lho.
hehehe… ndak sopan bener yah… sama kasusnya di daerah saya, banyak memilih jadi TKS, membayar mahal daripada jadi modal usaha..
kan, bener. ternyata bukan ditempat saya saja.
met galau, dhe……
*eh
saya tidak sedang patah hati mbak, jadi ndak galau. π
waduh kalau gitu, saya termasuk yang gak punya pekerjaan, hehe.
benar Dhe, keponakan saya juga denger2 harus ada uang “segini”, kalau mau jadi PNS,
kalo ngeluarin uang berpuluh juta demi status PNS sih, masih bisa diterima kang. tapi ini demi status TKS lho, masih jauh dari PNS. #sedih π¦
iya emang De,,,,
menurut kanyan uang yg sebanyak itu mending di pake modal aja…. buka usaha atau apalah hehe….
aku belum pernah ikutan tes CPNS, dan sejak dulu kalau boleh pilih bukan jadi PNS hehehe. itu sih mengenai selera saja ya wong ujungnya aku kerja dirumah kok
sama mbak, dhe juga belum pernah ikutan test CPNS. tapi kalo misal ada, pengen deh sekali saja ikutan test itu, tapi jangan sampe keluar uang lebih dari 100ribu. hehe π
Aku punya temen cowok yang enggak masuk kriteria ganteng, tapi istrinya cuantiiiiiiiiiiikkk banget, dan pas aku tanya, “Kok mau sih sama si A?” Dia jawab, “Soalnya si A udah PNS, Mbak. Udah ada jaminannya.”
Kan kalo kerja di swasta, kalo perusahaan bangkrut, pegawai juga wasalam, Dhe π
Tapi aku nikah sama peg.swasta sih, dan akunya juga kerjanya masih sistem kontrak, alhamdulillah semua kebutuhan terpenuhi. Rezeki orang mah beda-beda, ya π
iya sih buk, temen-temen dhe disini juga banyak yg kasih jawaban kayak gitu kalo dia nikah ama PNS, Polisi atau Tentara. Mereka udah ngerasa aman, karena sang suaminya udah pasti dapet gaji seumur hidup.
yang penting mah usaha dan doa ya buk?? karena ada Sang Maha Pemberi Rezeki, jadi gk usah terlalu khawatir dengan masalah rezeki. minta sama Allah, dan insya Allah akan selalu ada jalan untuk menjemput rezeki kita. #sokbijak π
Iya, bener kok π
Lho, belum punya SIM ya, Dhe. π
Di Banjarnegara juga ada bebrapa orang yang yang masih clingak-cliknguk (jmencari alur salah) untuk lowongan PNS. Untuk petugasnya, di sini alhamdulillaah ramah. π
SIM dhe udah kadaluarsa neng. dan perpanjangan SIM itu prosesnya sama kayak bikin SIM baru gitu. ribet.
Wah, petugasnya jutek bener ya Dhe, hmmm.
Anyway, menurutku sih setiap orang punya pertimbangannya masing-masing. Yang bagi kita terlihat “aneh”, belum tentu aneh juga bagi orang itu karena siapa tahu ia memiliki pertimbangan dan situasinya sendiri kan sehingga ia harus mengambil keputusan itu π .
iya sih, mereka pasti punya alasan dan pertimbangan sendiri. tapi tetep aja, aneh menurut dhe.
soalnya biar cepet diangkat jadi PNS Dhe, setauq sih gitu… =,=
tapi gk juga sih nis, buktinya disini banyak yg udah bertahun-tahun jadi TKS tapi belum diangkat juga jadi PNS.
Di daerah saya juga begitu sepertinya π
hmmm… (–,)
hihi π
ternyata sama jaa yahh,, disini juga banyak yg rela ‘menabung’ untuk bisa lulus PNS.
kenapa ya orang juga kalau ngomong sama saya topicnya mau bahas PNS melulu