Kenangan Indah di Tanzania

Kemaren tak sengaja saya iseng membuka album foto lama saya. Dan ntah kenapa, ketika saya melihat album SMA saya, saya tertarik dengan salah satu kegiatan yang ada disana. Kenangan, yang jika seandainya saya bisa, saya ingin kembali ke masa itu sekali lagi.

==============================================

Waktu SMA dulu, saya aktif menjadi bagian dari Palang Merah Remaja (PMR). Dan waktu itu ketika tahun 2006, saya dan anak-anak PMR di SMA saya mengikuti acara tahunan. Saya lupa apa nama acaranya, pokoknya waktu itu kami kemah selama 3 hari di sebuah sekolah yang letaknya cukup jauh dari pusat kota. Salah satu SMA yang ada di Batumarta Unit II, sebutan untuk sekolah tersebut adalah SMA Tanzania. Sekolah tersebut berada di daerah perkebunan karet, jadi kesannya kayak ada di hutan gitu. Dipilih sekolah tersebut, karena SMA Tanzania yang berhasil memenangkan piala bergilir ketika tahun 2005. Sekolahnya cukup luas, hanya saja kesan sekolahnya agak sedikit angker. Dan hal yang lebih menyedihkan, disana ternyata sulit air saudara-saudara. Okelah, nanti saja itu saya ceritakan.

Selama acara berlangsung, saya dan semua peserta wajib mengikuti semua lomba yang sudah disiapkan oleh panitia. Mulai dari lomba tandu, pkk, masak, dll. Maaf ingatan saya terbatas, jadi saya tidak bisa menceritakan lebih rinci tentang detail lomba. Dan saya, sejak awal saya menjadi anggota PMR di sekolah saya, saya sudah tertarik dengan tandu. Hingga akhirnya pada saat lomba, saya terpilih untuk ikut serta dalam lomba tandu. Lomba tandu ini adalah lomba membuat tandu dari 2 buah bambu panjang, 2 buah bambu pendek, 2 buah tali tandu dan juga 2 buah slayer. Lomba ini membutuhkan kecepatan, kekompakan dan juga kekuatan. Karena yang dinilai dari lomba ini adalah kecepatan waktu, kekuatan tandu, dan juga kerapian. Lomba tandu ini sendiri terdiri dari 2 jenis, yaitu lomba biasa dengan mata terbuka dan lomba tandu tutup mata. Waktu itu saya dan partner saya, Candra, berhasil menjadi juara pertama dalam lomba tandu tutup mata, tapi tidak berhasil menjadi juara dalam lomba tandu biasa. Hahahaha, aneh yaa. Pahadal kan seharusnya membuat tandu dengan mata terbuka itu jauh lebih mudah daripada membuat tandu dengan mata tertutup.

Foto diatas adalah salah satu aksi saya ketika tengah merakit tandu, keren kan?? Hehe đŸ˜€ . Dan sahabat tahu, perasaan saya ketika tengah beraksi tersebut luar biasa keren. Takut, deg-degan, bahagia, bercampur menjadi satu. Ditambah lagi suasana dari supporter yang teriak-teriak memberi semangat, itu benar-benar menjadi sensasi tersendiri. Bukan hanya lomba tersebut yang saya rindukan, tapi juga kebersamaan antara saya dan sahabat-sahabat saya. Selama tiga hari bersama, masak bersama, makan bersama, tidur bersama, berpetualang bersama, dan yang pasti kami kompakan untuk tidak mandi bersama, hahahahaa. Meskipun ada kamar mandi, tapi air disana cukup minim. Belum lagi, sumur yang ada pun letaknya cukup jauh dan tempatnya benar-benar terbuka. Anak laki-laki mah enak mandinya, lah kalo anak perempuan, kan bisa berabe mandi di tempat terbuka. Belum lagi kalo mendadak hujan, maka kami pun pasti heboh menyelamatkan tas kami di dalam tenda, karena kalau hujan otomatis tenda kami pun akan banjir. Hmmmm, kenangan indah.

Kemah tanpa bumbu “romantis ala anak SMA”, rasanya kurang lengkap kan?? Nah, begitu juga dengan saya. Waktu itu, saya cukup dekat dengan salah satu senior saya. Kami dekat karena waktu itu kami sama-sama pegang tandu, jadi karena sering latihan bareng sebelum lomba, kami jadi dekat. Disela-sela kesibukan lomba, kami pun sering ngobrol bersama. Dan setiap malam, saya, dia dan beberapa sahabat lain selalu menghabiskan malam bersama. Nyanyi bareng, ngobrol bareng, menikmati susana malam bareng. Pernah di suatu pagi, ketika saya dan salah satu sahabat saya sedang ngobrol di dalam tenda, dia dengan “manja”nya tidur di samping saya. Karena pada malamnya dia bertugas menjaga tenda, maka dia boleh tidur pagi. Dan saya, untuk pertama kalinya dengan gaya sok perhatian, saya menyelimuti dia. Waktu itu saya melihat ada sarung nganggur di dalam tenda, jadi spontan aja ketika dia sudah mulai tertidur, saya selimutin tuh sarung ke badannya. Dan siangnya setelah kejadian itu, mendadak pacar saya nongol ke SMA Tanzania. Hahahahahaha, mungkin dia udah ngerasa kali ya kalo disini saya happy dengan senior saya. Tapi eits, jangan bilang kalo saya selingkuh lho. Soalnya saya dan senior saya hanyalah sahabat, sahabat baik plus sahabat dekat #MembelaDiri :mrgreen: .

Dan akhirnya, dari beberapa lomba yang kami ikuti, kami berhasil mendapatkan 3 buah piala, alhamdulillah. Jangan ditanya piala lomba apa saja, karena saya sudah tidak ingat. Pokoknya, kemah ini adalah kemah terkeren yang pernah saya rasakan. Bukan karena si senior itu lho ya, tapi karena suasananya, acaranya dan juga momentnya yang pas. Komplit lah pokoknya, sempurna.

Hanya saja sayang, ternyata itu adalah kemah terakhir yang bisa saya rasakan. Karena setelah acara tersebut, saya dan sahabat-sahabat saya bentrok dengan pembina kami. Tidak ada yang mau ngalah, meskipun waktu itu kami sempat disidang oleh pihak sekolah. Hingga akhirnya, saya dan sahabat-sahabat satu angkatan saya, memutuskan untuk mengundurkan diri. Pilihan yang tepat, karena kami sama sekali sudah tidak cocok dengan pembina kami. Daripada kami harus ribut terus, dan pembina kami selalu nangis terus, jadi ya salah satu harus keluar. Dan kejadian itu, menjadi pengalaman yang cukup seru buat saya. Meskipun saya disebut-sebut sebagai dalang di balik pengunduran diri tersebut, tapi saya benar-benar lega. Saya bahagia ketika pilihan saya diikuti oleh sahabat-sahabat saya, karena itu berarti kami sudah menang. Dan hubungan kami dengan pembina kami, tetep terjalin dengan baik. Hanya saja, kami benar-benar tutup mata dengan organisasi PMR di sekolah kami setelah kejadian tersebut.

Tapi meskipun endingnya cukup menyedihkan, tapi jujur saya ingin kembali ke masa itu. Cerita diatas cukup menjadi alasan kenapa saya ingin kembali ke masa itu, meskipun pada kenyataannya kenangan indah diatas jauh lebih indah dari apa yang saya tulis. Kemah terakhir, saat terakhir saya merasakan sensasi luar biasa ketika saya memegang tandu, saat dimana saya bangga luar biasa ketika saya menang dalam lomba tandu tutup mata, saat dimana saya belajar untuk hidup mandiri, saat dimana saya harus tahan untuk tidak mandi selama 3 hari, saat dimana saya mengukir cerita indah dengan semua sahabat saya, membuat cerita lucu antara saya dengan dia, dan saat dimana saya harus beradu argument dengan pembina saya. Hmm, semoga salah satu dari kenangan indah tersebut bisa saya rasakan lagi, nanti.

Photobucket

*91’91*

102 thoughts on “Kenangan Indah di Tanzania

  1. wah wah sudah pernah ke Tanzania? Saya baru sampe Kidzania lho Dhe xixixi

    miris ya Dhe dikala harus memilih seperti keadaan masa itu.
    paitlah pastinya. tapi bagusnya masih punya hubungan baik ya sama pembinanya.

    smoga sukses di kontesnya Una yaa Dhe

    • hahahaha, ayo kapan2 ke tanzania mbak niq đŸ˜›

      iya, waktu itu suasananya bener2 panas dan membingungkan.. tapi alhamdulillah, bisa selesai meskipun kami harus mengundurkan diri.. đŸ™‚

  2. kirain tanzania yang ada di belahan bumi afrika sono.. ternyata, nama SMA to.. kalo di tempat saya dulu bukan PMR kegiatan beginiannya.. tapi PTB, perkemahan teladan bakti. kegiatannya samaa, kayak KKN tapi cuman beberapa hari aja. hehehe

  3. men-iyakan komen sahabat yang lain tentang indahnya masa sekolah…

    masalah kemah jadi ingat masa berkemah dulu,, yang pada waktu itu ada salah satu kemah/tenda yang terbakar nyaris habis di lahap si jago merah…

  4. Tadi pas baca judulnya kirain pernah ke Tanzania gitu Dhe, hahaha đŸ˜† Ternyata berkemah di SMA Tanzania toh đŸ˜›

    Ya ya, bentrok sama pembina, hmmm. Tapi memang begitu sebaiknya ya. Kalau nggak cocok ya nggak usah dipaksakan lagi deh đŸ™‚

  5. Ingatan ke masa lalu sangat menyenangkan kendatipun saat peristiwa itu berlangsung terkadang kita sedang ada masalah. Apalagi kalau ingatan ke masa sekolah yang penuh dengan pernak-pernik cinta anak sekolah, tentu akan membuat kita bahagia. Melihat foto itu barangkali kita juga berpikir, mungkin di antara foto itu sosoknya sudah tidak ada di dunia ini alias, sudah almarhum dan kenangan saat bersamanya tentu sangat membekas di hati kita.
    Oh…iya Denok, untuk mendapatkan kode html hitstas blog ini darimana memperolehnya? Biasanya kode html jika dipasang di WP terkadang disply nya tidak muncul, tapi ini muncul…kasih tahu dong caranya? salam…..

  6. aku kira tadi tazmania. hehehe

    aku g pernah ikutan gituan Dhe, gimana ikuta, lha wong ga ada kegiatannya di sekolah. hohohoho

    apa kabar??

  7. Wiii … ternyata mata batinnya udah terasah ya, sampe menang bikin tandu dengan mata tertutup đŸ˜€
    Prok … prok … prok … selamat ngondek, eh, ngonteees đŸ˜€
    Good luck đŸ™‚

  8. seingat saya, saya kemah cuma sekali, di pramuka pas smp dulu. Dan setelah itu, belum coba kemah2 lagi di mana pun. mpfff….
    đŸ˜€

    sukses ya dhe… đŸ™‚

  9. kenangan masa lalu toh ini ?
    hehehe..

    kalo saya pengen balik ke masa smp..
    tapi saya mikir,, kalo saat ini saya balik ke masa smp pasti jadi aneh.. bikos mana ada anak smp yang ada kumis + jenggotnyah ?

  10. Hmmm… Seru juga ya… Tapi sayang saya dulu nggak sekolah di SMA, saya sekolah di kejuruan. Boro2 mau ikut PMR, tugas harian aja bikin pusing tiap hari. Pernah sih ikut extrakulikuler “pecinta alam”, setelah LatDas langsung kabur karena ditunggu tugas yang numpuk, hahaaa… đŸ™‚

  11. Seringkali masa-masa dulu tidak menarik bagi kita, waktu dulu (dalam dunia nyata). Namun, ketika kita sudah maju hingga berpuluh tahun kedepan mungkin, kita pasti akan merindukan banyak hal di masa lalu, itulah sisi lain dari manusia. Cerita yang menarik Mbak Dhenok, ternyata aktif berorganisasi ya dulu. Waah.. kalau aku malah pasif.
    Terlebih lagi dapat 3 buah piala juga dari hasil mengikuti PMR, waah.. memang sudah dari dulu Juara, pantesan sampai sekarang kharisma Juara Mbak Dhenok masih belum pudar. (Juara kontes blog maksudnya). đŸ™‚

    Salam, đŸ™‚

Leave a reply to meutia rahmah Cancel reply